|
Edvan M Kautsar sedang memberikan seminar wirausaha sebagai motivator muda di salah satu kampus di Jakarta |
Kita sering melihat motivator adalah sosok yang matang dari segi usia.
Namun, Edvan Muhammad Kautsar mampu mendobrak kondisi tersebut. Dia
sudah menjadi motivator sejak usia sangat belia, yakni SMP. Kini, di
usia 21 tahun, Edvan tak hanya menjadi motivator ulung, tapi juga
entrepreneur sukses dengan berbagai usahanya.
Perjalanan panjang
Edvan mewujudkan segala impiannya dituangkan dalam sebuah buku bertitel
Dreams Come True-4 Kunci Sukses Sejak Muda(2013). Segala yang diraihnya
saat ini bukan tanpa kegagalan dan halangan. Berikut wawancara dengan
the youngest motivator of Asia2012versi Entrepreneur Festival ini:
Anda sudah menjadi motivator saat masih berusia 14 tahun. Bagaimana ceritanya?
Semua
bermula saat saya mengikuti trainingmotivasi kala masih SMP. Kebetulan
saya menjabat ketua OSIS. Tapi, saat itu saya tipe anak yang sulit
berkomunikasi dengan baik. Pertama kali ikut training, saya langsung
tergugah. Saya kagum melihat kepandaian pembicara dan konsepnya yang
bagus. Saya berpikir, kalau orang lain bisa jadi pembicara kenapa saya
tidak? Akhirnya, saya berlatih seolah-olah menjadi orator saat di kamar
atau waktu mengendarai motor, sampai teriakteriak. Hehehe.... Saya pun
memberanikan diri untuk meminjam rumah orang, menyewa layar, sound
system, lalu mengundang adik dan kakak kelas serta mahasiswa untuk
datang ke seminar motivasi pertama saya.
Apa yang terjadi saat itu?
Pada
akhir acara ternyata mati listrik. Layaknya kebanyakan training
motivasi, pada akhir acara ada bagian yang membuat peserta haru dan
menangis. Namun, karena insiden tersebut, mereka justru tertawa, malah
saya yang mau menangis. Meski begitu, saya tidak kapok. Dengan dukungan
teman- teman, saya terus menggelar seminar lagi hingga akhirnya diundang
menjadi pembicara. Pernah, saat usia 15 tahun, saya diundang untuk
mengisi seminar yang dihadiri 300 guru se- Priangan Timur. Hingga pada
2012 saya dinobatkan menjadi motivator termuda se-Asia di Festival
Entrepreneur 2 Jakarta.
Bagaimana kiat Anda untuk semakin populer sebagai motivator?
Ya,
itu berjalan dengan sendirinya. Acara pemberian motivasi dari kampus ke
kampus biasanya diberitakan media cetak, selanjutnya radio, hingga
televisi. Publikasi media membuat nama saya dikenal luas. Undangan pun
berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia.
Saat menjadi pembicara, materi apa yang biasa Anda sampaikan?
Trainingmotivasi
yang saya berikan lebih pada karakter dan entrepreneur. Secara teori,
berwirausaha itu mudah, tapi bagaimana membangun karakter agar kuat
menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi. Jika karakter kita
lemah, sekali mengalami kegagalan, usaha kita akan hancur. Banyak yang
berpikir bahwa menjadi pengusaha itu sulit karena perlu modal besar dan
lainnya. Namun, asal kita tahu trik dan punya karakter yang kuat, kita
pasti bisa. Itulah inti dari materi-materi yang saya sharedi berbagai
seminar.
Saya juga memberikan berbagai tips usaha tanpa modal.
Yang penting mulai dulu. Saya sekaligus ingin mengubah mindsetgenerasi
muda Indonesia dalam mencari nafkah, dari hanya pekerja menjadi pembuka
lapangan pekerjaan. Obsesi saya adalah dapat menginspirasi banyak orang
agar bermental pengusaha. Virus entrepreneurshipitu yang selalu saya
tularkan, baik kepada para peserta seminar dan karyawan di kantor.
Berbisnis pun Anda mulai dari usia muda?
Iya,
saya mulai berjualan kaus di usia 14 tahun. Kemudian, di usia 16 tahun
saya mencoba MLM dan hasilnya cukup memuaskan. Namun, ada alasan yang
membuat saya akhirnya berhenti. Nah, saat usia 16 tahun, saya mulai
menjajal usaha batubara sambil terus mengisi seminar. Saya ditawari
untuk memasarkan lahan batu bara. Saya mempelajari segala hal tentang
batu bara karena saat itu sama sekali awam. Tapi karena tidak paham
juga, saya pun membuat tim.
Saya terus berusaha memasarkan lahan
batu bara tersebut dan dari situ saya mendapatkan banyak kenalan
pengusaha. Saya pun makin termotivasi menjadi pengusaha besar. Demi ini,
saya sering bolak-balik Jakarta–Tasikmalaya dan bolos sekolah.
Ternyata, lahan tersebut sudah terjual oleh marketerlain. Alhasil,
secara materi saya rugi di ongkos. Tapi untungnya, saya bisa memperluas
jaringan dan dapat banyak pengalaman serta pelajaran. Setiap datang ke
Jakarta, saya tidur di masjid atau kantor orang karena rumah saudara
saya jauh.
Apa yang mendorong Anda ingin sukses sejak muda?
Hal
yang bikin saya ingin sukses sejak muda karena saya galau tentang masa
depan. Itu sejak SD. Saya galau. Kalau tidak jadi dokter, bagaimana saya
nanti? Soalnya, saya tidak mau kerja. Ayah saya selalu mewanti-wanti,
’Kak, nggak enak jadi pegawai, penuh tekanan, digaji, dan tidak bebas’.
Lalu, ibu saya menyarankan agar menjadi dokter saja. Tapi, saya
menemukan jawaban kegalauan saya sebagai pengusaha.
Setelah lulus SMA, apa yang Anda lakukan?
Bisa
dibilang setelah lulus SMA adalah masa-masa kritis bagi keluarga saya.
Ayah saya berhenti bekerja dan pabrik ibu saya bangkrut. Saya pun datang
ke Jakarta dalam keadaan nol. Di Jakarta, saya menjadi resellerini-itu
dan bantu ini-itu. Saya tidur di masjid. Setiap hari saya berkeliling
membawa proposal untuk menawarkan trainingmotivasi karena itu yang bisa
saya lakukan. Perlahan kondisi membaik dan saya mendirikan perusahaan.
Anda langsung mendirikan perusahaan?
Iya,
bisa dibilang ini merupakan momen yang membuat saya bangkit. Saya
mendirikan holding companypada 2012 yang membawahi beberapa divisi,
yaitu trainingyang utama, partner in marketing, lembaga kursus bahasa
Inggris khusus percakapan, menyediakan kurikulum pendidikan karakter,
rumah bidan, dan desain grafis. Produk yang kami tawarkan memang yang
kreatif dan belum ada kompetitornya saat itu. Dari penyediaan kurikulum
pendidikan karakter ini, maka di usia 19 tahun saya menjadi dosen lepas.
Namun, pada akhir 2012 akhirnya perusahaan itu bubar dan hanya
tiga divisi yang bisa bertahan. Saya meneliti ternyata orang sukses
adalah orang yang bisa bermanfaat. Misalnya, Bill Gates sukses karena
hidupnya bermanfaat, bikin softwaredan bermanfaat bagi dunia. Jadi,
kalau mau sukses, bermanfaatlah bagi orang lain. Untuk itu, setiap
produk yang kami buat mengacu agar bisa bermanfaat bagi orang lain.
Tiga divisi apa saja masih berjalan?
Awalnya
tiga yaitu training, lembaga kursus, dan desain grafis. Namun, lembaga
kursus pun tak lama tutup. Sekarang saya fokus di training, Kautsar
Dimsum, dan baru kemarin bikin CV untuk sebuah tabloid entrepreneur.
Tabloid bulanan ini bekerja sama dengan kementerian dan direncanakan
didistribusikan gratis ke sekolah-sekolah .
Anda juga membuka usaha kuliner?
Pada
awal 2013 saya berpikir bagaimana caranya untuk bisa meraih impian.
Alhamdulillah, trainingtetap berjalan dan diawali dari Dubai. Saya
semakin yakin di balik kesulitan ada kemudahan. Setiap saya mengalami
penurunan ternyata ada lonjakan yang lebih besar lagi setelahnya. Untuk
bisnis dimsum, sebenarnya saya belum pernah makan dimsum sama sekali
hingga suatu ketika ditawari teman dan ternyata rasanya enak.
Saya
berpikir bagaimana caranya bikin dimsum yang lebih enak. Saya kemudian
bertemu ayah seorang peserta trainingyang mampu membuat dimsum.
Akhirnya, saya mendirikan Kautsar Dimsum. Hingga awal 2014, terdapat 19
gerai Kautsar Dimsum di Jabodetabek dan Tasikmalaya. Dalam waktu dekat,
saya berencana membukanya di Medan, Palembang, dan Bandung. Omzet usaha
kuliner ini sekarang di atas Rp1 miliar per tahun. ●ema malini- koran sindo
Edvan Muhammad Kautsar
Motivator | Entrepreneur | Author
Twitter: @EdvanMKautsar | FB: Edvan M Kautsar Official
Mengundang sebagai pembicara: 0812 9333 7663 / 0812 1040 2448